Pernahkah Anda belajar mengenai copywriting ? Kalau belum, Anda jangan mimpi mampu menulis surat lamaran sebagai senjata pemasaran diri Anda untuk memperoleh pekerjaan. Saran terbaik : Buang saja surat lamaran Anda. Gantikan dengan teknik yang lebih baik untuk sukses berburu pekerjaan.
Rabu, 25 Desember 2019
Email Yang Menggagalkan Anda Dalam Berburu Pekerjaan. Waspadalah!
Kamis, 14 November 2019
Armada Hantu, Selang Tipis dan Berburu Pekerjaan
Oleh : Bambang Haryanto
International Space Station. Di ketinggian 243 mil diatas bumi. Astronot AS Kolonel Rick Farmer mengapung di luar stasiun ISS usai memperbaiki empat panel surya.
Kini dia berusaha masuk kembali ke stasiun. Tapi pintu masuk terkunci. Kosmonot Rusia, Vitaly Simakov, mitra kerjanya yang humoris saat dia kontak hanya bilang, "Saya minta maaf."
Rick Farmer, lulusan Ph.D dari Caltech, segera mengendus sesuatu yang tidak beres. Kini hanya selang tipis yang menghubungkan dirinya dengan stasiun angkasa itu. Disitu nyawanya tergantung.
Itulah awal dari novel techno thriller karya P.W. Singer dan August Cole. Terbit 2015. Judulnya Ghost Fleet. Armada Hantu. Tentang perang dunia yang akan datang. Novel itu jadi buah bibir amat hot di Indonesia ketika capres Prabowo Subianto di konggres Partai Gerindra, 18 September 2017, mengutip isinya bahwa Indonesia akan tercerai-berai tahun 2030.
Nasib Rick Farmer, bagi saya, ibarat nasib para pemburu pekerjaan yang memakai cara-cara mainstream dalam berburu pekerjaan. Yakni dengan memeriksa iklan-iklan lowongan dan lalu mengirimkan CVnya. Kontak itu ibarat selang tipis yang menautkan dirinya dengan ekosistem dunia korporasi.
Tautan rapuh. Karena sosoknya hanya diwakili kertas atau sinyal-sinyal elektronik, juga berada di luar ekosistem, membuat pemburu pekerjaan tidak memiliki kendali atas nasib CVnya.
Kolonel Farmer terus saja memencet tombol-tombol pintu dengan kode untuk bisa masuk.
Berulangkali.
Berulangkali.
Berulangkali.
Senin, 14 Oktober 2019
Menggugat Keyakinan Atas CV Sebagai Sarana Andalan Berburu Pekerjaan
Oleh : Bambang Haryanto
Angker. Pernahkah Anda mendengar cerita tentang sesuatu tempat yang disebut-sebut angker? Ketika Anda lewat di tempat itu lalu ada rasa takut di benak Anda? Ceritakan hal angker itu kepada temah-teman Anda. Sebagian besar akan ikut percaya.
Itulah contoh tentang ajaibnya keyakinan. Cukup ide atau pikiran di kepala itu kita YA-kan, maka jadilah keyakinan. Belief. Asumsi yang secara fakta pun salah, dapat menjadi kebenaran kalau sudah masuk sebagai keyakinan. Bukan kebenaran yang menentukan sebuah keyakinan, tapi konfirmasi.
Artikel @Prasetya M Brata yang saya kutip dari Facebook ini menyimpulkan yang membuat konfirmasi itu terjadi : figur otoritas, buku, pengulangan, pengalaman emosi, tradisi budaya, tradisi agama, familiarity, kesamaan emosi, logis dan kelaziman. Keyakinan itu tidak dapat didebat.
Untuk Anda pemburu pekerjaan yang hidup dan mati mengandalkan sumber iklan lowongan dan penggunaan cover letter dan CV/resume sebagai sarana sukses Anda, boleh jadi itu adalah juga keyakinan. Terlebih lagi, Anda tidak pernah memelajari sisi positif dan negatifnya, tetapi langsung percaya saja untuk menggunakannya.
Keyakinan itu akan sia-sia dan tidak mempan didebat walau data menunjukkan hal negatif terkait dengan efektivitasnya.
Keyakinan adalah kebenaran internal dan hanya orang bersangkutan yang mampu mengubahnya!
Minggu, 07 Juli 2019
Epistoholik, Shifting Gears dan Kesulitan Pemburu Pekerjaan Menulis Surat Lamaran (2)
Dua tokoh psikologi Universitas Indonesia. Sarlito Wirawan Sarwono. Tika Bisono. Ditambah Maria Hartiningsih, wartawan senior Harian Kompas.
Mereka bertiga yang akan mewawancarai 20 kontestan guna memilih 10 orang sebagai pemenang kontes Mandom Resolution Award 2004. Dari ribuan kontestan yang mengirimkan ide resolusinya, saya bisa masuk dalam kelompok 20 finalis tersebut.
Resolusi saya adalah gagasan memanfaatkan blog sebagai senjata sosialisasi kaum epistoholik dalam menyebarkan gagasan manfaat penulisan surat-surat pembaca bagi masyarakat Indonesia.
Bertempat di Hotel Borobudur, 26-28 November 2004, kontes dilaksanakan. Bagaimana saya berusaha memenangkan kontes itu? Riset. Riset. Dan riset. Materi sudah saya kuasai, kini tinggal bagaimana strategi menjualnya. Pintu awal untuk "laku" adalah berusaha agar diri saya tidak menjadi orang asing bagi ketiga juri tersebut.
Dampak positif dari riset itu mengalir sampai jauh. Bahkan beberapa tahun sesudah kontes itu berlangsung, koneksi saya dengan salah satu juri tetap terjaga. Terutama dengan almarhum Prof Sarlito, di mana enam tahun kemudian beliau bersedia menulis khusus mengenai humor untuk ikut mengisi buku humor politik saya, Komedikus Erektus : Dagelan Republik Kacau Balau (2010).
Waktu PDKT untuk ketiga juri itu tiba, yakni saat makan siang bersama di hari pertama penjurian. Saya beruntung dapat giliran penjurian di hari kedua sehingga operasi PDKT saya bisa terlaksana.
Pertama, saya ngobrol-ngobrol dengan Prof Sarlito. Topiknya, istri beliau adalah kakak kelas saya (jauh) saat saya belajar di kampus Rawamangun. Klik. Kemudian saya ngobrol dengan Tika Bisono. Siapa tak kenal beliau, sebagai psikolog dan penyanyi? Pernah dengar lagu indahnya, "Melati Suci" yang ciptaan Guruh Soekarnoputra?
Klik lagi. Saat itu saya ingatkan tentang acara seminar strategi berburu pekerjaan di mana Tika Bisono saat itu sebagai salah satu nara sumbernya. Bertempat di Jakarta Design Center, Slipi, tahun 1980-an.
Saya temui saat rehat, saya berikan informasi kepadanya mengenai manfaat buku Dictionary of Occupational Titles (DOT) untuk para pemburu kerja.
Buku setebal bantal terbitan Depnakernya Amerika Serikat itu berisi data belasan ribu jenis pekerjaan beserta data keterampilan terkait benda-data-orang pada setiap pekerjaan yang ada.
Sumber DOT ini adalah salah satu panduan kunci bagi setiap pemburu pekerjaan yang ingin tampil profesional untuk lebih berhasil. Karena informasinya dapat dimanfaatkan sebagai sarana mencocokkan keterampilan yang dia miliki dengan tuntutan tiap-tiap pekerjaan yang ingin dia lamar.
Untuk ngobrol dengan Maria Hartiningsih, apa idenya?
Saya ingat dia pernah menulis tentang gonjang-ganjing dunia pekerjaan di tahun 90-an ketika badai PHK merajalela di dunia. Saat itu peniti karier dipaksa untuk mengubah orientasinya dalam memaknai dunia pekerjaan.
Dia mengutip bukunya Carole Hyatt, Shifting Gears : How to Master Career Change and Find the Work That's Right for You. Dalam buku itu faham bahwa satu pekerjaan untuk seumur hidup, dalam satu perusahaan, adalah faham yang usang.
Orang kini harus terus memindah-mindah persnelingnya, shifting gears, memperbarui keterampilan dan berusaha terus berburu pekerjaan dalam sepanjang hidup mereka, agar survive dalam kehidupannya.
Kebetulan saya punya buku itu. Suatu kebetulan? Serendipity? Kami pun mengobrolkan isinya tentang upaya kaum PHK-wan pada saat itu dalam menemukan pekerjaan baru mereka.
Ada yang terlewat dalam obrolan. Di buku itu tertulis pendapat bahwa "sebanyak 99 persen pemburu kerja tidak becus dalam menulis CV mereka."
Anda catat : Pendapat itu tergurat dalam buku terbitan tahun 1992. Kami obrolkan di tahun 2004. Dan kini kita hidup di tahun 2019.
Mari bercermin : Kalau Anda kini sebagai pemburu kerja yang juga masih mengalami kesulitan yang sama dalam menulis surat lamaran, maka kiranya lanskap dunia berburu pekerjaan belum banyak berubah.
Mau tak mau, semoga Anda kini mau memelajarinya. Kalau saja Anda seorang epistoholik, yang terbiasa menulis surat-surat pembaca dan bisa dimuat di media massa, belajar menulis surat lamaran secara profesional akan lebih mudah dijalani.
Tinggal diperkaya dengan perspektif baru, bahwa surat lamaran adalah sarana komunikasi bisnis. Bukan sarana meminta belas kasihan. Melainkan sarana menjual diri secara tertulis guna menawarkan potensi dan keterampilan Anda kepada perusahaan, dengan titik berat bahwa Anda menyatakan diri mampu memberikan solusi untuk kemajuan bisnis mereka.
Tetapi patut diingat, berburu pekerjaan dengan mengandalkan kepada surat-surat lamaran semata, bukan opsi yang sempurna. Seperti ujar Dick Bolles, pakar strategi berburu pekerjaan sejak era 70-an, bahwa dunia perusahaan sudah banyak berubah tetapi sebagian besar pemburu pekerjaan tidak berubah.
Usulnya : aneka ragamkan strategi Anda dalam berburu pekerjaan. Utamanya, titik beratkan kepada strategi yang agresif dan non-tradisional. Yakni berjejaring, menggalang koneksi, dan bukankah LinkedIn membuka peluang besar untuk itu?
Kamis, 04 Juli 2019
Epistoholik, Bisakah Memacu Sukses Anda Berburu Pekerjaan? (1)
Oleh : Bambang Haryanto
Epistoholik. Anda pernah mendengar sebutan ini? Inilah sebutan kebanggaan untuk orang-orang yang kecanduan berat menulis surat-surat pembaca di media massa.
Sebutan itu pertama kali diberikan majalah TIME (6/4/1992) kepada Anthony Parakal (foto), pensiunan klerk perusahaan kereta api di Mumbai, India, yang menulis surat-surat pembaca sejak tahun 1955. Setiap hari. Untuk itu namanya tercatat dalam buku rekor Guiness.
Di era masa kini ketika segalanya harus dinilai dengan uang, maka menulis di media massa yang tidak ada honornya mudah menjadi bahan ejekan. Manfaatnya memang tersembunyi.
Kita coba ungkap satu demi satu.
Apabila Anda sebagai seorang pemburu kerja dan terjun sebagai epistoholik, apa berkah awal yang Anda reguk? Dengan menulis surat-surat pembaca, Anda telah berlatih mengasah keterampilan menulis Anda.
Harap dicamkan : Keterampilan menulis, atau keterampilan menuangkan gagasan ke dalam bahasa, adalah soft skill atau transferable skill yang dibutuhkan oleh pekerjaan apa pun.
Apalagi keterampilan itu semakin penting di era medsos saat ini. Bukankah Anda harus berusaha eksis di antara miliaran penduduk dunia yang bersaing memperebutkan atensi di dunia nyata dan dunia maya ini?
Ada pendapat ?
Senin, 17 Juni 2019
Ketika Surat Lamaran Menjadi Andalan Anda Berburu Pekerjaan
Foto ini saya unggah di akun Linkedin saya dan mendapatkan beberapa komentar. Komentar pendek dan panjang yang muncul antara lain :
Aduh....bikin pusing...
Baper nih...
Korban sinetron
Terlalu berani 😁😁
Jenner Manulang : Sdh sampai seperti ini pun luapan emosinya para jobseekers, tp msh aja ada oknum2 yg asyik dgn aksi tipu menipu loker..hmm dmn sdh rasa perike-amplop-an eh rasa perike-manusia-an..?
Balasan saya (Bambang Haryanto/BH) : Betul sekali, Jenner Manulang. Karena di luaran sana adanya oknum-oknum jahat di luar kontrol kita, maka pemburu kerja haruslah bersikap waspada terhadap hal-hal yang dirasa tidak wajar ketika berinteraksi dengan fihak-fihak yang mencurigakan.
Yang ngelamar bergantung sama manusia, bukan sama Allah...jadi numpahinnya ke rekruter....
Sabtu, 15 Juni 2019
CV Anda Jangan Menjadi Sampah Digital
Senin, 21 Januari 2019
Ayu Utami : Bahasa Jelek
Sumber foto: Kompas, Senin, 21 Januari 2019 : 24 |
Jumat, 04 Januari 2019
Berburu Pekerjaan Adalah Aksi Pemasaran
Anda sedang menyopir di jalan dan mobil Anda dihentikan oleh polisi. Anda merasa tidak bersalah. Anda pun kemudian mencoba berbicara agar Anda tidak mendapat tilang dari polisi tersebut.
Oleh Seth Godin, pakar pemasaran digital, usaha Anda itu disebutnya Anda sedang melakukan pemasaran.
Jika Anda membujuk seseorang untuk mengambil sesuatu tindakan, Anda sedang melakukan pemasaran. Jika Anda mencari suara di rapat dewan kota, atau mencari promosi, Anda melakukan pemasaran. Jika Anda menulis cerita di situs web Anda, mengambil foto selfie untuk profil media sosial Anda, Anda melakukan pemasaran.
Pemasaran, katanya, melampaui periklanan, email penawaran atau cara Anda menentukan harga. Bahkan, sebagian besar waktu, pemasaran sering kali tidak ada hubungannya sama sekali dengan uang.
Kita selalu dikelilingi oleh orang-orang yang membutuhkan perhatian kita, sedikit kepercayaan kita dan beberapa tindakan kita. Orang-orang itu memasarkan kepada kita, dan membantu mengetahui apa yang mereka lakukan dengan benar (dan salah).
Jika seseorang berkata, "Saya tidak melakukan pemasaran," mereka mungkin berarti, "Saya tidak menghabiskan uang untuk iklan." Itu adalah hal yang sangat berbeda.
Budaya kita didorong, lebih dari sebelumnya, oleh pemasar. Tautan yang kami klik, acara yang kami tonton, orang-orang yang kami pilih — semuanya adalah artefak pemasaran. Jika Anda tidak menyukai situasi politik, Anda mengomentari situasi pemasaran.
Begitu kita bertanggung jawab atas pemasaran yang kita lakukan dan pemasaran yang dilakukan kepada kita, kita memiliki kesempatan untuk membuat segalanya menjadi lebih baik (dengan membuat hal-hal yang lebih baik).
Ketika Anda sedang menulis surat lamaran, menyampaikan elevator pitch dalam job fair, berjejaring dalam acara pameran industri, mengomentari status seseorang rekruiter di Linkedin sampai menghadapi tes wawancara, Anda sedang melakukan pemasaran. Boleh jadi hidup Anda dan masa depan Anda tergantung kepada hasilnya.
#pemasarandiri
#berburupekerjaan
#berjejaring
#koneksiitukunci
#melamarpekerjaan