Rabu, 25 Desember 2019

Email Yang Menggagalkan Anda Dalam Berburu Pekerjaan. Waspadalah!

Oleh : Bambang Haryanto

"Hal paling membahagiakan bukanlah status best seller buku ini, tetapi untuk ribuan email yang saya terima. Orang tua mengucapkan terima kasih menceritakan apa yang dikerjakan anaknya kini dan nanti. 

Kalangan anak muda berterima kasih untuk antusias saya. Tetapi kepuasan dan ukuran sukses yang nyata adalah ibu saya berumur 79 tahun mengirimi saya email setiap harinya."

Akhir dari buku Being Digital (1995) karya Nicholas Negroponte yang membuat saya menangis. Haru atas sikap optimistis dia betapa dunia digital akan mampu memberi kemaslahatan bagi umat manusia.

Email kini sudah jadi alat kerja  sehari-hari kita. Namun baca-baca status beberapa praktisi rekruitmen di LinkedIn tentang pemakaian email oleh pemburu pekerjaan, sungguh bikin sedih. Memprihatinkan. Karena dalam pengiriman CV lewat email itu tidak sedikit yang tanpa disertai body email dan subjeknya. 

Kesalahan fatal. Secara teknis dan juga etika. Karena body email atau cover letter ikut menentukan hidup matinya peluang pelamar lolos tes wawancara. 

Apabila isinya mampu mengaitkan kompetensi dengan kebutuhan perusahaan,  disajikan santun dan profesional,didukung fakta solid dalam CVnya, pintu terbuka untuknya.

Perlu diingat pula email itu bersaing dengan puluhan sampai ratusan email dari pelamar lainnya. 

Merujuk data, pembacaan tiap-tiap email hanya 30 detik saja.

Bila Anda pelamar kerja, pikirkan serius agar email itu mampu memenangkan apa yang disebut momentary flash of genuine interest dari rekruiter/HR yang memeriksa email Anda di antara email pesaing Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar