Kamis, 14 November 2019

Armada Hantu, Selang Tipis dan Berburu Pekerjaan


Oleh : Bambang Haryanto

International Space Station. Di ketinggian 243 mil diatas bumi. Astronot AS Kolonel Rick Farmer mengapung di luar stasiun ISS usai memperbaiki empat panel surya. 

Kini dia berusaha masuk kembali ke stasiun. Tapi pintu masuk terkunci. Kosmonot Rusia, Vitaly Simakov, mitra kerjanya yang humoris saat dia kontak hanya bilang, "Saya minta maaf." 

Rick Farmer, lulusan Ph.D dari Caltech, segera mengendus sesuatu yang tidak beres. Kini hanya selang tipis yang menghubungkan dirinya dengan stasiun angkasa itu. Disitu nyawanya tergantung.

Itulah awal dari novel techno thriller karya P.W. Singer dan August Cole. Terbit 2015. Judulnya Ghost Fleet. Armada Hantu. Tentang perang dunia yang akan datang. Novel itu jadi buah bibir amat hot di Indonesia ketika capres Prabowo Subianto di konggres Partai Gerindra, 18 September 2017, mengutip isinya bahwa Indonesia akan tercerai-berai tahun 2030.

Nasib Rick Farmer, bagi saya, ibarat nasib para pemburu pekerjaan yang memakai cara-cara mainstream dalam berburu pekerjaan. Yakni dengan memeriksa iklan-iklan lowongan dan lalu mengirimkan CVnya. Kontak itu ibarat selang tipis yang menautkan dirinya dengan ekosistem dunia korporasi.

Tautan rapuh. Karena sosoknya hanya diwakili kertas atau sinyal-sinyal elektronik, juga berada di luar ekosistem, membuat pemburu pekerjaan tidak memiliki kendali atas nasib CVnya.

Kolonel Farmer terus saja memencet tombol-tombol pintu dengan kode untuk bisa masuk.

Berulangkali.
Berulangkali.
Berulangkali.