Sepuluh ribu kali. Kalau Anda membaca bukunya Les Giblin,
Skill With People (2001) dan The
Art of Dealing With People (2001), Anda akan menemui cerita menarik tentang
angka itu. Cerita dan nasehat Les Giblin itu akan membuka wawasan Anda. Yakni tentang cara
untuk berhasil dalam bergaul dengan orang lain guna meraih sukses Anda dalam
kehidupan.
Sepuluh ribu kali. Itulah angka yang disebut oleh Les
Giblin tentang bagaimana seseorang itu pada kodratnya lebih menyukai dirinya
sendiri, ya benar sejumlah sepuluh ribu kali, daripada menyukai orang lain.
Sehingga Anda sebagai pencari kerja sebaiknya juga harus
tahu filosofi yang sama berlaku juga pada
perusahaan. Perusahaan tersebut ketika memasang iklan-iklan lowongan pekerjaan di koran-koran, perusahaan itu mengharapkan pelamar yang mau dan mampu menjawab
kebutuhan mereka. Ternyata tidaklah
mudah.
Nick Corcodilos, seorang
headhunter atau perekrut eksekutif, dalam situsnya Ask the Headhunter, mengeluh. “Saya tidak
suka membaca surat-surat lamaran. Karena terlalu penuh dengan informasi yang tidak relevan,” katanya. Padahal, “hanya ada satu
hal yang perlu saya ketahui dari surat
lamaran itu: Apakah pelamar bersangkutan mampu menyelesaikan masalah saya?”
Nasib 6 detik. Dia mengharapkan, jawaban penting atas pertanyaan itu dapat diberikan oleh si pelamar secara meyakinkan hanya dalam beberapa kata. Tetapi, di mana dalam surat lamaran itu si pelamar harus memberikan informasi kunci itu? “Ingatlah bahwa manajer
biasanya menyediakan waktu
hanya sekitar 6 detik untuk
membaca surat lamaran
Anda. Ya, hanya 6 detik.
Itulah
waktu untuk Anda dalam menjawab
pertanyaannya,” tambahnya.
Dia pun memberikan nasehat. “Cobalah robek surat lamaran Anda itu menjadi dua bagian. Lihatlah bagian atas. Jika setengah halaman itu tidak menyelesaikan masalah manajer perekrutan, surat lamaran itu hanya menjadi sampah karena dia tidak akan membacanya lebih jauh.”
Bila surat lamaran Anda akhirnya hanya bernasib sebagai sampah, suka atau tidak suka, itu mencerminkan pola pikir Anda yang masih salah besar. Karena Anda semata sebagai pengemis pekerjaan, sementara perusahaan mengharapkan Anda sebagai pemecah persoalan mereka.
Dia pun memberikan nasehat. “Cobalah robek surat lamaran Anda itu menjadi dua bagian. Lihatlah bagian atas. Jika setengah halaman itu tidak menyelesaikan masalah manajer perekrutan, surat lamaran itu hanya menjadi sampah karena dia tidak akan membacanya lebih jauh.”
Bila surat lamaran Anda akhirnya hanya bernasib sebagai sampah, suka atau tidak suka, itu mencerminkan pola pikir Anda yang masih salah besar. Karena Anda semata sebagai pengemis pekerjaan, sementara perusahaan mengharapkan Anda sebagai pemecah persoalan mereka.
Begitulah, ada banyak alasan mengapa Anda harus merobek surat lamaran Anda menjadi
dua. Cerita di atas adalah salah satunya.